Dua Mahasiswa IPIEF selesai Ikuti Program Pertukaran Mahasiswa ke ASIA University, Taiwan

July 23, 2019, oleh: superadmin


Taiwan – Dua mahasiswa International Program for Islamic Economics and Finance, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta selesai ikuti pertukaran mahasiswa dalam program “Spring Exchange” di ASIA University, Taiwan. Program ini berlangsung pada 18 Februari – 24 Juni 2019. Dua mahasiswi tersebut adalah Aurellia Azh Nindy dan Ratu Mengge Ayu, mereka merupakan mahasiswi IPIEF angkatan 2017.
Ditemui setelah sampai di Yogyakarta (21/07), Aurel dan Ratu menyampaikan motivasi mengikuti program Spring Exchange adalah untuk menambah pengalamannya tentang bagaimana belajar di luar negeri sehingga mereka merasakan perbedaan belajar di luar negeri dan di Indonesia. Selain itu, mereka juga ingin meningkatkan kemampuan berbahasa Inggris karena menurutnya belajar di luar negeri merupakan sebuah kesempatan yang baik untuk meningkatkan kemampuan berbahasa Inggris.
Selain itu, mereka juga menyampaikan bahwasanya belajar di ASIA University cukup berbeda dengan belajar di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, dimana setiap jam kuliah ASIA University menyediakan waktu break time untuk mahasiswa selama 15 menit. Hal ini berbeda dengan di UMY dimana tidak ada waktu break time dalam jam perkuliahan. Namun, pelajar Indonesia memiliki tingkat kesopanan yang lebih tinggi didalam kelas jika dibandingkan dengan pelajar Internasional lainnya. Sebagai contoh, di UMY dilarang untuk makan ketika jam perkuliahan berlangsung, hal ini berbeda dengan ASIA University dimana para pelajar tidak sungkan untuk makan selama jam perkuliahan berlangsung.
“Sangat sulit mencari makanan halal di Taiwan” keluhnya. Hal ini dikarenakan masyarakat Muslim di Taiwan merupakan minoritas. Aurel dan Ratu merasa beruntung karena terdapat satu rumah makan halal yang terletak tidak jauh dari lingkungan kampus Asia University dengan membutuhkan waktu kurang lebih 5 menit menaiki bus untuk sampai di rumah makan tersebut. Selain itu, faktor budaya juga menjadi tantangan tersendiri bagi mereka, karena kebudayaan di Taiwan sangat berbeda dengan kebudayaan Indonesia.
“Kendala bahasa merupakan permasalahan yang sering kami alami,. Masyarakat maupun mahasiswa asli Taiwan tidak terlalu fasih dalam berbahasa Inggris sehingga ketika berada dalam kesulitan atau tersesat kami susah bertanya kepada warga setempat dan kami hanya mengandalkan aplikasi translator. Kami juga jarang berbincang-bincang dengan mahasiswa asli Taiwan karena ketidakfasihan mereka dalam berbahasa Inggris. Disisi lain, mahasiswa Taiwan merupakan tipikal pemalu sehingga sulit untuk di ajak berbicara dengan akrab”, imbuhnya. (Aa)