Mahasiswa IPIEF presentasikan Paper Terbaiknya pada International Conference di Vietnam

May 16, 2018, oleh: superadmin
[su_dropcap]V[/su_dropcap]iet Tri City, Vietnam—Bulan-bulan terakhir telah terlihat banyak upaya termasuk dorongan kuat untuk para mahasiswa untuk terlibat dalam konferensi internasional, selain, pertukaran pelajar, sehingga dapat meningkatkan kapasitas intelektual mereka serta memberi mereka eksposur yang lebih besar ke dunia yang kompetitif.
Hasil yang diinginkan dari upaya tersebut saat ini telah dicapai terlihat dari salah satu siswa IPIEF, Resty Tamara Utami (Angkatan 2015) mampu menyajikan paper ilmiahnya  mengenai perdagangan internasional pada 9th International Conference on Socio-Economic and Environmental Issues in Development yang diadakan di Viet Tri City, Vietnam pada 11-12 Mei 2018. Acara internasional ini secara bersama diselenggarakan oleh Khon-Kaen University, Thailand dan National Economics University.
Karena sejumlah besar peserta yang mengambil bagian dalam agenda ini mencapai lebih dari 300 presenter kertas, agenda ini dapat dianggap sebagai konferensi yang dihadiri banyak orang. Dari 300 presenter, Resty adalah orang yang mempresentasikan makalahnya berjudul Trade and Environment in Indonesia: Case Study of EU-Indonesia Free Trade Agreement.
Ditanya mengenai tujuan utama penulisan makalah ini, ia menjelaskan: “Perjanjian perdagangan internasional yang telah dicapai oleh Indonesia dan Uni Eropa mungkin dapat berkontribusi terhadap kerusakan lingkungan. Namun, studi tentang hubungan antara perdagangan dan isu lingkungan belum dibahas lebih lanjut. Oleh karena itu, makalah saya bertujuan untuk menguji sejauh mana kegiatan ekspor-impor antara Indonesia dan UE dapat membawa efek berbahaya pada lingkungan. Pada dasarnya, ada aturan ketat yang disepakati oleh kedua belah pihak, yang menetapkan kebutuhan untuk menyelesaikan penilaian menyeluruh sebelum melakukan perdagangan internasional, namun syarat dan kondisi yang sudah disepakati sebelumnya mungkin belum dipenuhi. ”
Resty menambahkan bahwa Estimated Pollution Intensity adalah metode yang digunakan untuk memeriksa sektor mana yang dianggap paling terpolusi, sedang, dan terendah. Berdasarkan temuan penelitian, dapat dijelaskan bahwa perdagangan internasional dalam manufaktur kimia telah menjadi penyumbang terbesar terhadap kerusakan lingkungan, diikuti oleh mineral dan sayuran masing-masing pada posisi kedua dan ketiga.
“Sepanjang 2016, ekspor dalam industri kimia mengalami penurunan namun masih tetap berkontribusi terhadap efek yang berpotensi membahayakan lingkungan”, Resty menguraikan efek merugikan yang berasal dari manufaktur kimia berdasarkan temuannya baru-baru ini.
Paper ilmiah yang ditulis oleh Resty ini telah dilakukan di bawah pengawasan Dyah Titis Kusumawardani, MIDEC, dosen di IPIEF. [Aw]