Berita

Slogan yang juga menjadi ikon dari Universitas Muhammadiyah Yogyakarta adalah “Muda Mendunia” sehingga setiap pembelajaran yang diberikan harus mengutamakan hal tersebut. Maka dari itu, penting untuk setiap siswa mendapatkan pembelajaran dalam lingkup internasional, dalam hal ini Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Yogyakarta mengadakan agenda yang bertajuk “International Guest Lecture”.

Agenda tersebut dilaksanakan pada hari Senin (20/05) di ruang Amphitheater lantai 5, gedung E6 KH. Ibrahim. Materi yang dibawa kali ini adalah mengenai “Current Trend and Development of Islamic Finance: Challenges and Opportunity”. Pemateri yang hadir berasal dari University of New Orleans, United States of America yakni Prof. Dr. M. Kabir Hassan.

Acara dibuka dengan sambutan oleh Prof. Rizal Yaya, S.E., M.Sc., Ph.D., Ak., CA., CRP. selaku Dekan FEB UMY “Saya pribadi menyampaikan rasa terimakasih kepada Prof. Kabir yang sudah mau meluangkan waktunya untuk berbagi ilmu dengan mahasiswa FEB UMY disela kesibukannya. Prof. Kabir merupakan seorang akademisi yang mendalami ilmu Islamic Finance sehingga harapannya mahasiswa dapat mengambil ilmu yang berharga ini untuk kepentingan pembelajaran di kemudian hari.”

Prof. Kabir menjelaskan mengenai Islamic Finance dari berbagai sudut, mulai dari sejarah awalnya, menjawab semua pertanyaan yang menyangkut hal tersebut seperti apakah Islamic Finance hanya berlaku di negara Islam saja, dan masih banyak lainnya. Beliau menyajikan secara detail data data mengenai peningkatan Islamic Finance dari peningkatan sukuk, takaful, banyaknya bank keislaman, pertumbuhan aset keuangan syariah global dan lain sebagainya. Ada satu kutipan yang dibawa oleh Prof. Kabir “Lebih besar lagi krisis keuangan global krisis keuangan global, lebih besar peluang untuk semua pemangku kepentingan (baik Muslim maupun yang beragama lain).”

Prof. Kabir menyampaikan terkait 20+1 Poin Plan untuk meningkatkan kesadaran global terkait Islamic Finance, peningkatan ini dilakukan melalui berbagai macam cara seperti melakukan edukasi ke masyarakat, membantu masyarakat yang ingin berwirausaha atau membuka lapangan pekerjaan, memperkenalkan produk baru yang sesuai dengan Syariah ke pasar, mendukung mahasiswa yang baru lulus kuliah untuk membangun karir di Islamic Finance dan masih banyak lainnya. Beberapa perubahan atau peningkatan pemahaman pun dijelaskan oleh beliau seperti perubahan dari Murabaha dan Tawarruq ke Mudarabah dan Musharaka.

Setelah penyampaian materi dari Prof Kabir, mahasiswa/i diberikan kesempatan untuk bertanya. Pada sesi ini seluruh peserta antusias untuk bertanya bahkan dibuka dua termin, sebanyak lima peserta menyampaikan pertanyaan mereka. Prof. Kabir pun turut senang mendapatkan beragam pertanyaan menarik dan mendalam mengenai Islamic Finance dari sudut pandang yang berbeda.

Besar harapan dari prodi bahwasannya dengan diadakannya agenda ini, mahasiswa/i dapat terbuka pikirannya dan mendapatkan ilmu baru sehingga kedepannya mereka bisa lebih memahami mengenai Islamic Finance dan ilmu tersebut dapat digunakan untuk kepentingan pembelajaran maupun kehidupan mereka. (AM)